“Dia mengatakan ingin menghancurkan persatuan adat Renah Alai dan Serampas. Bahkan ia mengajak orang-orang dari luar Jambi untuk membuka lahan di wilayah TNKS Gunung Masurai. Terbukti sudah ada pembukaan jalan menggunakan ekskavator dari Danau Pauh menuju Renah Alai,” ungkap AT.
Warga khawatir jika ancaman AH benar-benar terjadi, maka kebanggaan masyarakat Jangkat akan hilang, termasuk potensi wisata hutan di Renah Alai yang kini mulai terancam akibat aktivitas ilegal tersebut.
Masyarakat berharap pemerintah, aparat penegak hukum, dan pihak Balai TNKS dapat segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Kami berharap pihak TNKS bergerak cepat agar tidak ada lagi perambah di wilayah adat dan TNKS. Jangan sampai lahan di TNKS terus diperjualbelikan kepada para pendatang,” tegas warga.***




